Kamis, 06 Januari 2011

IBD BAB 4 s.d 9


IMAM SUSILO
13210468 (NPM)
1EA18(CLASS)

BAB 4


1.    sebutkan sebab-sebab timbulnya penderitaan manusia ?
jawaban :
PENDERITAAN DAN SEBAB-SEBABNYA
Apabila kita kelompokan secara sederhana berdasarkan sebab sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :
a) Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia.
Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia, sebagai contoh pembantu rumah tangga yang diperkosa, disekap oleh majikannya yang mengakibatkan majikannya tersebut harus berurusan dengan Hukum dan dijobloskan kedalam penjara.
b) Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab tuhan.
Penderitaan manusia juda dapat juga terjadi karena siksaan azab tuhan, namun atas kesabaran dan tawakal dan optimism merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu . contoh seorang anak yang lahir dalam keadaan buta, namun berkat doa dan ketabahan orang tuanya, ia disekolahkan dan memiliki kecerdasan yang luar biasa, sehingga walaupun ia tidak mampu melihat tetapi ia memiliki kecerdasan luar biasa.

         2. sebutkan hal-hal yang dapat menyebabkan manusia mengalami kekalutan mental ?

jawaban :
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental, dapat banyak disebutkan antara lain sebagai berikut :
1. Kepribadian yang lemah
2. Terjadinya konflik sosial budaya
3. Cara pematangan batin,

         3. kekaulatan mental yang dialami seseorang mendorongnya kearah positif dan negative, jelaskan ?

jawaban :
Proses kekalutan mental yang dialami seseorang mendorongnya kearah positif dan negative.
Positif; trauma jiwa yang dialami dijawab dengan baik sebgai usaha agar tetap survey dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajut, ataupun melakukan kegiatan yang positif setelah kejatuhan dalam hidupnya.
Negatif; trauma yang dialami diperlarutkan sehingga yang bersangkutan mengalami fustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan

IBD BAB 3

Jawaban bab 3

1, -) keindahan menurut The Liang Gie a/ segala sesuatu yang mengandung gagasan tentang kebaikan.
-) keindahan menurut Plato a/ segala sesuatu yang menyangkut adanya watak yang indah dan hukum yang indah.
-) keindahan menurut Aristoteles a/ segala sesuatu yang baik dan juga menyenangkan.

2, -)Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya (“instrumental! Contributory value”), yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu contohnya :Puisi,berisikan sajak,baris,irama,dll.
-)Nilai intrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu sendiri. Contohnya : pesan puisi yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui (alat benda) puisi itu disebut (nilai intrinsik).

3, -) tujuannya: =>untuk menumbuhkan tata nilai (kepribadian seseorang) yang telah usang/hilang.
=>memperbaiki keadaan zaman yang mulai merosot akan moral manusia.
=>mengurangi akan penderitaan seseorang.(tidak baik=tidak indah)
=>mensyukuri apa yang diberikan tuhan (ALLAH S.W.T)

IMAM SUSILO,,NPM= 13210468,,,Class=1ea18

IBD BAB 2


jawaban untuk BAB 2.
1,  -)Cinta adalah ketertarikan hebat yang tidak masuk akal, agar sepasang jiwa
mengupayakan kebersamaan sebagai pasangan yang menghasilkan keturunan yang
melanjutkan kehidupan.
      -)Kasih sayang adalah keputusan sadar untuk menjadikan kebersamaan seseorang
dengan pribadi pilihannya sebagai sahabat yang membesarkan kehidupan.
2,  -) Unsur-unsurnya yaitu keterikatan, keintiman dan kemesraan.
    -) Bila salah satu unsur kasih sayang hilang maka retaklah keutuhan cinta karena  kasih sayang merupaakan pertumbuhan dari cinta. Dan itu pun akan berdampak lebih besar lagi pada kasih sayang dalam rumah tangga, yang akan menguranngi hak kasih sayang yang diperoleh.
3, -) Menurut Erich Fromm, ada empat syarat untuk mewujudkan cinta kasih, yaitu:
       1. Pengenalan
       2. Tanggung jawab
       3. Perhatian
       4. Saling menghormati
4,  -)       1. Cinta yang lebih cenderung kepada romantis, asmara dan hawa nafsu, eros
    2. Sayang yang lebih cenderung kepada teman-teman dan keluarga, philia
      3. Kasih yang lebih cenderung kepada keluarga dan Tuhan, agape
        4. cinta amor sama dengan cinta eros,,yg membedakan cinta amor sulit     dimengerti,maksudnya tdk memilah milih (tulus)
5,  -)    maksudnya adalah penerapan dalam kehidupan sehari2.

Imam susilo. npm: 13210468,,class:1ea 18

IBD BAB 1

1. Jelaskan 3 tuan mahasiswa mempelajari IBD!
Jwb :
• Mengusahakan kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya, sehingga mereka lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, terutama untuk kepentingan profesi mereka
• Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk memperluas pandangan mereka tentang masalah kemansiaan dan budaya serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kedua hal tersebut.
• Mengusahakan agar mahasiswa, sebagai calon pemimpin bagnsa dan Negara serta ahli dalam bidang disiplin masing-masing tidak jatuh ke dalam sifat-sifat kedaerahan dan pengkotakan disiplin yang ketat
• Menguasahakan wahana komunikasi para akademisi agar mereka lebih mampu berdialog satu sama lain. Dengan memiliki satu bekal yang sama, para
akademisi diharapkan akan lebih lancer dalam berkomunikasi.

2. 2. Masalah apa yang di pelajari dalam IBD ?
Jwb :
• Manusia dan cinta kasih
• Manusia dan Keindahan
• Manusia dan Penderitaan
• Manusia dan Keadilan
• Manusia dan Pandangan hidup
• Manusia dan tanggungjawab serta pengabdian
• Manusia dan kegelisahan
• Manusia dan harapan




3. Siapakah yang disebut manusia ? dan apapula yang dinamakan kebudayaan?
Jwb :
Pengertian manusia dpt di artikan menurut biologis, rohani, dan kebudayaan.
BIOLOGIS
manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otakberkemampuan tinggi
ROHANI
mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain
KEBUDAYAAN
mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembanganteknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.

Imam Susilo,,kelas: 1ea18,,,NPM: 13210468

Tradisi Lisan: Budaya yang Dipinggirkan

DONGENG, bukan sekadar pengantar tidur. Di sebagian masyarakat, dongeng atau cerita rakyat sering kali bernilai pendidikan, pesan moral, atau norma bermasyarakat yang harus dipatuhi bersama. Cara penyampaiannya memang sederhana agar mudah dicerna dan bisa dilaksanakan masyarakat.
Di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, misalnya, sudah lama berkembang cerita rakyat tentang gurita dan putri duyung. Cerita atau dongeng ini sangat pas dengan alam lingkungan Wakatobi yang keindahan lautnya sudah tersohor ke seluruh dunia.


Pada dongeng gurita, diceritakan masyarakat boleh memakan gurita berkaki tujuh, tetapi tidak boleh merusak ”rumah” gurita. Jika larangan ini dilanggar, masyarakat akan mengalami bencana hingga anak, cucu, dan turunannya nanti.
Jika dicermati, dongeng ini mengandung makna, masyarakat boleh mengonsumsi gurita, tetapi tidak boleh merusak terumbu karang yang menjadi tempat hidup gurita. Begitulah orang-orang tua dulu mengajarkan perlunya menjaga lingkungan dengan cara yang sederhana. Berkat dipatuhinya cerita ini, terumbu karang di Wakatobi hingga sekarang masih terpelihara dengan baik.
Begitu pula dengan dongeng putri duyung. Diceritakan, ada seorang ibu yang saking cinta kepada anaknya, dia memberikan ikan yang semestinya untuk hidangan suaminya yang kikir. Untuk mencari ikan pengganti, ibu itu mengarungi laut sehingga tubuhnya bersisik dan menjadi putri duyung. Meski duyung berbeda dengan lumba-lumba, masyarakat Wakatobi hingga sekarang tidak berani berburu lumba-lumba yang diyakini perwujudan kasih sayang ibu.

Kekayaan budaya
Ada banyak cerita atau dongeng di masyarakat yang berisi kearifan lokal. Selain berisi ajaran hubungan manusia dengan manusia, banyak pula yang berisi ajaran hubungan manusia dengan alam atau manusia dengan Tuhan. Cerita rakyat hanyalah salah satu contoh dari sekian banyak ragam tradisi lisan atau tuturan yang yang berkembang di masyarakat dan menjadi kekayaan budaya di negeri ini.
Laode Masihu Kamaluddin, pakar ekonomi kelautan yang menjadi pembicara pada seminar internasional ”Tradisi Lisan Nusantara VI” dan Festival Tradisi Lisan Maritim yang digagas Asosiasi Tradisi Lisan dan Pemerintah Kabupaten Wakatobi pada awal Desember, mengatakan, cerita rakyat seharusnya bisa dimanfaatkan pada masa kini untuk menggugah kembali nilai-nilai baik yang dibutuhkan dalam hidup. Seperti dongeng gurita dan putri duyung, ada pesan yang menonjol untuk menjaga terumbu karang sebagai tempat hidup biota bawah laut.

”Lestarinya terumbu karang ternyata juga berdampak pada pencegahan dampak perubahan iklim. Kenapa tidak, dongeng yang berkembang di masyarakat pada masa lalu itu bisa diwariskan kembali kepada anak-anak saat ini, baik di sekolah maupun di rumah,” kata Masihu.
Murti Bunanta, ahli sastra anak-anak, mengatakan, untuk mewariskan tradisi lisan yang hidup dalam masyarakat, jangan melupakan anak-anak. Untuk itu, perlu dicari cara yang kreatif dan inovatif untuk membuat cerita rakyat itu menarik di hati anak-anak.

Lewat buku-buku dongeng, buku cerita bergambar, teater, pertunjukan boneka tangan, dan sebagainya, tradisi lisan bisa diwariskan kepada generasi muda dengan cara yang dinamis dan hidup. Pewarisan bukan hanya sekadar membuat cerita rakyat asli Indonesia itu eksis, melainkan juga yang terpenting adalah pewarisan nilai-nilai dan budaya dalam masyarakat yang arif untuk kelangsungan hidup bersama.
Sayangnya, tradisi lisan Nusantara, seperti dongeng, puisi, syair, pantun, dan teater, justru semakin berjarak dengan masyarakat. Bahkan, seorang guru Bahasa Indonesia di salah satu SMP di Wangi-wangi, Kabupaten Wakatobi, tidak mengerti bagaimana memanfaatkan tradisi lisan itu dalam pembelajaran di kelasnya.
Lagi-lagi soal kekayaan cerita rakyat, misalnya, bisa saja dipakai untuk pendidikan multikultural yang bisa mendidik dan menyiapkan anak-anak Indonesia yang sejak lahir hidup dalam komunitas multietnik ini untuk hidup berdampingan dengan baik. Pendidikan multikultural yang membangun sikap toleran dan menghormati perbedaan tak perlu dicari dari luar, tetapi dari tradisi lisan yang ada dalam masyarakat Indonesia sendiri.
Mahyudin Al Mudra, Pemangku Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu, mengatakan, relevansi cerita rakyat sebagai sumber global di tengah pluralisme budaya terletak pada kemampuannya mengomunikasikan tradisi, pengetahuan, dan adat istiadat etnis tertentu atau menguraikan pandangan-pandangan manusia dalam dimensi perseorangan ataupun dimensi sosial kepada etnik lain.
”Atas dasar itu, kita perlu menegosiasikan cerita rakyat sebagai warisan lokal dengan yang global melalui penyesuaian-penyesuaian sehingga tradisi lisan itu menjadi produk budaya yang dinamis,” ujar Mahyudin.

Bentuk Buku
Pemanfaatan cerita rakyat untuk pendidikan multikultural anak-anak itu salah satunya dalam bentuk penerbitan buku dogeng bertajuk 366 Cerita Rakyat Nusantara. Dengan kemasan buku menarik dan berilustrasi setebal 1.008 halaman, buku terbitan Alita Karya Nusantara itu mengumpulkan cerita rakyat dari 33 provinsi dengan tujuan mengajak anak-anak memahami multikulturalisme dalam kehidupan bersama.
Dalam pandangan Mukhlis PaEni, staf ahli Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, tradisi lisan merupakan salah satu deposit kekayaan bangsa untuk unggul dalam ekonomi kreatif. Karena itu, pelestarian dan pemanfaatannya harus dapat dikembalikan bagi kepentingan dan kesejahteraan masyarakat.
Asosiasi Tradisi Lisan (ATL) memandang tradisi lisan sebagai warisan budaya yang dapat dijadikan sebagai salah satu pintu masuk untuk memahami lebih jauh masyarakat dan budaya mereka. Tradisi lisan di sini tidak hanya mencakup sastra lisan, seperti mite, legenda, dongeng, hikayat, mantra, dan puisi, tetapi juga menyangkut sistem kognitif masyarakat, seperti adat istiadat, sejarah, etika, obat-obatan, sistem geneologi, dan sistem pengetahuan yang dituturkan secara turun-temurun di Nusantara.
Pudentia, Ketua Umum ATL, mengatakan, perjalanan ATL selama 15 tahun ini menemukan bahwa penguatan tradisi lisan haruslah selalu menyatu dengan penguatan peran masyarakat pendukungnya. Berbagai kendala dihadapi dalam pengembangan dan penguatan tradisi lisan.
Kendala tersebut antara lain belum siapnya kebijakan dan strategi kebudayaan yang tepat, keterbatasan biaya, waktu yang relatif singkat yang nyaris berlomba dengan kematian, teknologi yang mengasingkan tradisi dari masyarakatnya, serta menurunnya peran masyarakat dan keluarga dalam memelihara dan mempertahankan warisan budaya. ”Kita harus mampu mengatasi kendala itu. Apalagi, kita sepakat bahwa tradisi merupakan salah satu sumber utama dan penting dalam pembentukan identitas dan membangun peradaban,” kata Pudentia.

Sumber: Kompas.com